Jumat, 27 Mei 2011

TANTANGAN UPK PNPM dan USAHA RAKYAT KECIL DI TENGAH PASAR BEBAS/PERDANGANGAN BEBAS.


                   Sebagai efek /dampak dari arus globalisasi, Indonesia mau tidak mau juga terpaksa harus mengikuti setiap perkembangan yang ada di dunia ini. Kalau kita rajin mengikuti perkembangan ekonomi dan fiskal negara kita.karena dengan adanya pasar bebas/perdagangan bebas di kota-kota besar di Indonesia dan Jawa timur pada khususnya telah mengalami de-industrialisasi (penurunan industri), sebagai contoh saat ini di pasaran sering kita jumpai produk buah-buahan dari negara lain yang harganya jauh lebih murah di banding produk lokal /dalam negeri. Memang akibat adanya pasar bebas ini  peran dan tanggung dari pemerintah boleh di bilang sedikit "dihilangkan",  terutama dalam sektor ekonomi yang mana dalam pasar bebas ini semuanya  di serahkan kepada individu dan mekanisme pasar (yakni kekuatan permintaan dan penawaran). Dampak dari perdagangan bebas/pasar bebas, yang menyangkut sektor industri seperti yang di muat di harian Republika tanggal 12 April 2011 antara lain :

1. Menurunnya produksi 25-50%
2. Menurunnya angka penjualan 10-25%
3. Menurunnya nilai keuntungan
4. Adanya pengurangan tenaga kerja yang berakibat adanya pengangguran.10-25%

Akibat ke empat dampak yang ada di atas berakibat  beberapa usaha harus gulung tikar dan beralih dari produsen menjadi hanya sebagai perakit dan pengemas saja. 

                 Sebagai orang yang telah di percaya sebagai pengurus pengurus UPK PNPM Mandiri Perdesaan yang nota bene menyalurkan dana perguliran, mau tidak mau juga harus mengikuti perkembangan /dampak yang di timbulkan dari perdagangan bebas ini, biarlah untuk urusan ekonomi yang besar-besar di urus oleh negara, tetapi yang yang berada di depan kedipan mata kita (UPK PNPM) itulah yang menjadi bidang garapan kita, karena banyak industri kecil yang tidak begitu terpengaruh dengan adanya pasar bebas tersebut. Menjadi pengurus UPK haruslah  pandai-pandai membuat terobosan-terobosan baik di dalam membina/membantu para rakyat (pengusaha/pedagang) kecil yang memanfaatkan/ pinjam modal dari UPK PNPM melalui dana bergulir. Bentuk pembinaan di sini tidak hanya sebatas membina administrasi saja, tetapi harus lebih dari itu, misalnya UPK PNPM membantu mencarikan pangsa pasar bagi produk-produk yang di hasilkan dari usaha para  pemanfaat dana bergulir tersebut (SPP, KSP/UEP). Dalam membantu pemasaran tersebut para pengurus UPK tidak usah susah-susah seperti menjadi salesman sepeda motor yang selalu berkeliling secara door to door. Tetapi dengan tingkat kemampuan yang sudah di miliki oleh para anggota UPK PNPM, dengan cara membantu pemasaranya bisa secara on line lewat dunia maya (Internet). Sebab selama ini ada kecenderungan beberapa UPK PNPM terlalu asyik  dengan rutinitasnya yakni :

1. Sebagai pengelola dana bergulir, menyalurkan kepada para pemanfaat yang telah di   
    verifikasi berdasarkan  pengajuan proposal,
2. kemudian menunggu pemanfaat/peminjam (dalam kelompok SPP, UEP/KSP) setor
    angsuran,
3. Sambil menunggu tanggal kelopok mengangsur ke UPK, para anggota UPK turun ke
    kelompok di desa  dengan pembinaan administrasi kelompok,
4. Pada akhir bulan membuat laporan rutin bulanan yang harus di serahkan tepat waktu kepada
    fasilitator   keuangan Kabupaten,
5.Mengikuti agenda pelatihan administrasi bagi pengurus UPK (Ketua, sekretaris dan
   Bendahara).

Dari lima (5) hal tersebut, amat sangat langkah para pengurus UPK PNPM berani membuat terobosan, misalkan apakah tidak lebih baik kalau bentuk pinjaman tidak hanya berupa uang saja, tetapi bisa juga dengan memberikan pinjaman dalam bentuk barang yang di sesuaikan dengan jenis usaha yang di geluti para pemanfaat SPP, UEP/KSP. Sebagai contoh para pemanfaat yang sudah mengikuti pelatihan kursus menjahit, paling tidak yang di butuhkan pertama adalah mesin jahitnya, dan kalaupun di sekitar kita banyak menghasilkan sari pati ketela pohon (ragi), maka bagaimana UPK bisa memfasilitasi berdirinya sebuah koperasi, atau memberikan pinjamanya untuk diarahkan membeli alat untuk produksi ragi, kalaupun harga alat tersebut terlalu mahal maka bentuk pinjamanya untuk jenis kegiatan usaha bersama dalam satu kelompok. Sebab bila dalam bentuk pinjaman uang tunai yang di berikan , maka tidak menutup keungkinan uang tersebut akan digunakan untuk yang lainnya. Sehingga dari sekian kali UPK PNPM  memfasilitasi berbagai jenis pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat boleh di bilang tidak ada tindak lanjutnya alias Hit and Run. Hal ini tidak lepas dengan doktrin UPK dalam program PNPM yang hanya sebagai lembaga pengelola kegiatan semata.
                   Disamping itu masing-masing para pengurus UPK PNPM juga  harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak ketiga apakah itu  para pengusaha / agen yang bersedia menampung hasil produksi dari para pengusaha binaan UPK PNPM yang kesulitan memasarkan produk-produknya atau paling jelek masing-masing UPK PNPM sudah membangun komunikasi dengan dinas perindustrian, perdagangan maupun koperasi. termasuk mengikutkan pameran-pameran di luar rutinitas menjelang Agustusan.
Kegiatan pameran seperti ini jangan hanya di jadikan rutinitas sekedar gugur kewajiban di Bulan Agustus.

                    Bila UPK PNPM sudah bisa membangun jaringan pada yang tersebut di atas, sebagai  pendukung dari terobosan yang dilakukan UPK PNPM  adalah dinas terkait dan birokrasi yang ada di daerah masing-masing. Misalkan semuanya telah bersinergi ( UPK, Pihak ketigadan Birokarasi/pemerintah Daerah ) telah berjalan sesuai dengan tupoksinya masing-masing betapa senangnya Almarhum Bung Hatta yang mencetuskan istilah ekonomi Kerakyatan.  Guna mewujudkan terobosan UPK PNPM di atas , langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pemetaan dari masing-masing kelompok peminjam (SPP,UEP/KSP), dimana dari hasil pemetaan kelompok akan muncul grade/kategori kelompok dengan nilai A, B, C atau D. Pemetaan kelompok ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui kategorinya juga dari masing-masing anggota UPK PNPM MP akan
    melihat secara  langsung apa sebenarnya usaha yang paling dominan dari masing - masing
    kelompok yang sekiranya bisa  untuk terus di tingkatkan/dikembangkan.
2. Mengurangi tingkat tunggakan kelompok yang bermasalah.
3. Mempercepat pertambahan modal UPK.
4. UPK PNPM akan semakin di kenal oleh masyarakat,
5  Mengurangi ruang gerak  yang mengatasnamakan Koperasi simpan pinjam, tapi 
    sebenarnya  pinjamanya mencekik leher (bunga-berbunga)-orang menyebutnya Bank thitil., 
    BCA (bank cicilan awan-awan).

Memang saat ini bagi UPK PNPM yang masih mengelola dana BLM Program (PNPM MPd / PNPM GSC), masih belum begitu merasakan dampak bagaimana bila PNPM sudah pashing out? karena desa-desa masih mempunyai ikatan dengan PNPM MP secara langsung, sehingga bila terjadi tunggakan di kelompok pihak pemerintah desa masih membantu untuk pelunasanya. Tetapi bila PNPM sudah tidak ada lagi dana BLM nya biasanya ada ke engganan bagi pemerintah desa untuk membantu UPK dalam hal menyelesaikan permasalahan yang ada di desa tersebut. Dan inilah tantangan yang lain dari UPK PNPM yang harus di hadapi.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman UPK PNPM di mana saja, terutama wilayah kabupaten Trenggalek dan jawa timur pada umumnya.


By. Bapak e Nitya N.Nariswari & Ahmad Rasendrya Dhiaulhaq / arek Singosari - Malang (FK-T PNPM MPd) Kec.Pule.


Selasa, 24 Mei 2011

Langkah Tepat Untuk Menghindar/Membasmi Ujub dan Takabbur

Ditengah kegundahan para punggawa PNPM akan kondisi program (PNPM Mandiri Perdesaan/Generasi) di Jawa Timur, serta tantangan yang semakin berat dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK), seringkali kita melupakan bahwa semua ini tidak lepas dari bahasa guyonan orang desa, yakni sudah di atur semuanya oleh "Sing Ngecet lombok" (Yang memberi warna merah pada cabai) yakni Sang Khalik sebagai pencipta alam dan segala isinya. Bagi UPK yang sudah berhasil minus adanya tunggakan di kelompok, acapkali anggota UPK tersebut sedikit lupa dengan mengatakan kalau bukan saya,,,,, dan seterusnya. Demikian juga dengan belum dikeluarkanya SPT (Surat Perintah Tugas) bagi FK dan FT, banyak sekali asumsi,anggapan, tuduhan dan semacamnya kenapa kok yang namanya SPT kok tidak segera di berikan/dikeluarkan kepada yang berhak yaa?. Padahal penantian menunggu SPT tersebut sudah hampir satu bulan.

Dan akibatnya mungkin beberapa  FK/FT tidak maksimal di dalam pendampingan di masyarakat, bahkan mungkin ada yang memakai kaca mata hitam putih ,tidak/jarang ada dilokasi/kecamatan di mana ia bertugas dan di tugaskan. Sebenarnya kalau kita mau sedikit saja membuka kran kebenaran tersebut pasti akan ada tetesan kebenaran yang akan keluar.Baik sebagai Pendamping / UPK kalaupun sudah masuk dalam dunia yang di gelutinya meski belum ada keputusan secara tertulis saya  yakin masih mempunyai rasa tanggung jawab yang besar kepada masyarakat yang di dampinginya. Terutama terhadap tanggung jawab pekerjaan yang penyelesaianya harus langsung bersentuhan dengan masyarakat yang di dampingi/ para kelompok peminjam ini khusus bagi UPK, dan inilah yang namanya profesionalisme. Dan untuk menerapkan yang namanya suatu profesionalisme,  itu semua memang membutuhkan banyak sekali pengorbanan, baik waktu, finansial maupun tenaga kita. Untuk itu berikut ini kami sampaikan bagaimana kita harus bersikap dalam hidup dan kehidupan kita , baik saat di tempat kita mencari nafkah ataupun di masyarakat. Dan tulisan ini kami sadur dari seorang guru (ustad Nurcahyo Dwi A), yang saat ini aktif di Organisasi kemasyarakatan di Singosari - Kabupaten Malang.

Jurus Tokcer Basmi Ujub dan Takabur

Membiasakan diri dengan sesuatu yang dipandang rendah akan melunturkan sifat sombong dan bangga diri dalam hatinya. Gerak-gerik hati, perlu dikelola dengan baik dengan menggunakan ilmu. Sebab ilmulah yang bisa mengidentifikasi mana yang baik dan buruk dalam hati. Seseorang yang kehilangan ilmu, bisa dipastikan terjebak dalam ‘penyakit’ yang berujung kepada kesesatan. Sebab, setan akan mudah memasuki hati yang tak terisi ilmu. Salah satu ‘penyakit’ mengantar pada kesesatan itu adalah penyakit bangga diri (ujub) dan sombong (kibr).
Biasanya, seseorang yang terjangkiti sifat takabur (sombong), sulit menerima kebenaran. Dikiranya, hati sudah aman dari berbagai godaan. Padahal setan tidak berpuas, jika seseorang melaksanakan ibadah. Setan berusaha, bagaimana caranya ibadah itu menjadi sia-sia bahkan menjadi ‘bumerang’ bagi pelakunya.

Ujub dan kibr, adalah dua sifat iblis yang saling berkorelasi. Seseorang yang sombong, pada mulanya berawal dari bangga diri. Yaitu merasa dirinya suci, dan bersih dari segala kekurangan, dan memandang orang lain dengan pandangan rendah.

Sombong dan bangga diri disebut sifat iblis, karena iblislah makhluk Allah yang pertama kali melakukan sifat tercela ini. Iblis awalnya makhluk Allah yang taat menghamba pada-Nya dalam waktu yang cukup lama. Namun, Allah akhirnya melaknat dan mengusir dari syurga dan menyumpahinya menjadi penghuni neraka akibat kesombongannya. Ia sombong, merasa lebih mulia dari Adam as.

Demikian pula dengan mutakabbir (0rang yang sombong). Kebanyakan orang yang dengan ilmu tidak akan mengalami kemajuan berarti, karena sudah merasa mencapai puncak paling tinggi (top of the top). Ilmu yang hakikatnya masih pada level dasar, tapi dirasa sudah mencapai tingkat doktor. Akibatnya, nasihat orang di sekitarnya tak dihiraukan. Ia pun jatuh pada kesesatan yang nyata. “Mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS.Al-Kahfi: 104).

Rasulullah mendefinisikan kibr dengan bathorul haq wa ghomtu an-Nas (menolak kebenaran dan meremehkan orang lain) (HR. Muslim).Kebenaran --apapun bentuknya dan siapapun yang menyampaikan-- wajib diterima dengan lapang hati. Kelapangan hati ini perlu ditanamkan dalam-dalam pada diri pemimpin, da'i atau thalibul 'ilm. Sebab, ujub dan takabur ini biasanya menghinggapi mereka, walau sekecil apapun.

Seseorang yang baru saja mempelajari ilmu, perlu memahami isi hati kecilnya. Suatu saat kadang terbesit dalam hati bahwa ia sudah 'alim, pandai berdalil dan sedikit-sedikit menantang debat. Ibarat orang yang baru mempelajari beberapa jurus bela diri, biasanya ia menantang siapa saja untuk beradu fisik.

Belajar ilmu agama juga demikian, pada fase-fase awal, sering kali kita terjatuh pada kekeliruan. Hal ini adalah wajar. Akan tetapi, ia akan tetap pada kesalahan jika nasehat orang saat ia melakukan kesalahan tidak didengar.

Setan, tidak akan diam melihat seseorang yang sedang belajar agama. Ia tida rela ilmu dan imannya setiap waktu meningkat. Salah satu caranya, membisikkan bahwa si pelajar itu telah menjadi 'alim, tidak perlu belajar banyak lagi, dan tidak butuh nasehat orang lain.

Setan memang selalu menggiring manusia kepada hal-hal yang berbau instan, membisikkan mimpi-mimpi indah. Menjadi orang 'alim dalam waktu yang singkat, meraih gelar ustadz atau kyai dengan mudah dan cepat. Tidak perlu belajar dari ayunan sampai liang lahat (uthlubul 'ilma minal mahdi ila al-lahdi), sebagaimana pesan Rasulullah. Tapi seolah-olah hanya mengikuti traning singkat atau ikut audisi dai lalu dengat cepat orang memanggilnya ustadz. Jadilah ia ulama karbitan.

Akibat dari cara-cara yang instan ini, ia tidak sempat mempelajari ilmu dan bakal menjadikannya penyakit hati.
Sebenarnya tidak akan ada masalah bila, sang da'i tadi terus belajar di tengah kesibukannya berdakwah. Yang menjadi problem adalah, bila sudah merasa menjadi juru dakwah ia enggan menyempurnakan ilmu, dan merasa sudah top.

Imam al-Ghazali menyatakan, “orang bodoh adalah orang yang merasa dirinya paling pintar.”
Bagaimana bila ada orang yang ilmunya bertambah, tapi takaburnya menjadi-jadi? Salah satu sebanya menurut Imam al-Ghazali karena ia mendalami ilmu agama dalam keadaan hatinya kotor. Rajin mengaji tapi maksiat jalan terus.

Atau, niat awalnya sudah salah. Menuntut ilmu dengan niat mencari pengaruh, jabatan dan harta atau menjadi ustadz biar kaya. Dan fenomena ini agaknya sudah menjadi tren saat ini.

Membasmi UjubLantas bagaimana menyembuhkan penyakit ujub dan takabur ini? Kesombongan dan ujub, biasanya disebabkan oleh faktor nasab, ketampanan, kekayaan dan ilmu.

Untuk soal nasab (keturunan), seorang Muslim harus sadar bahwa semulya apapun nasab ayah atau kakek, semuanya berasal dari cairan yang hina dan dari tempat yang rendah yaitu tanah.

Sombong karena ilmu merupakan satu bentuk kesombongan yang paling dahsyat daya rusaknya – yang rumit untuk menyembuhkannya. Banyak kasus seorang 'alim jatuh pada kesesatan karena faktor ini. Model kesombongan seperti ini butuh usaha dan niat yang sungguh-sungguh. Maka orang yang berilmu mesti harus mengetahui dua hal;
@ pertama, kesadaran bahwa tanggung jawab 'alim di hadapan Allah lebih berat.

Seorang 'alim yang durhaka dengan ilmunya lebih buruk daripada orang bodoh yang maksiat. Seorang kiai dan orang bodoh yang sama-sama berzina, siksanya lebih pedih seorang kiai.

@Kedua, bahwa sifat sombong itu hanya milik Allah. Makhluk lainnya tidak berhak bertakabur. Bila seseorang itu bertakabur, maka sesungguhnya ia telah merampas hak Allah. Bagaimana Allah tidak murka dengan orang seperti ini?
Seorang muslim hendaknya menyadari hakikat diri dan hakikat Allah (ma'rifatullah). Hakikat manusia adalah makhluk hina. Ia dilahirkan dari sesuatu yang hina (QS. Al-Insan: 1-2). Saat lahir, ia sama sekali tidak memiliki apa-apa dan lemah. Semua kepandaian, kecerdasan dan keluasan ilmu semuanya dari Allah.

Sedangkan Allah SWT adalah dzat yang serba sempurna. Dialah yang berhak sombong.

Adapun penyembuhan dengan amal dapat dilakukan dengan melatih diri menjadi orang tawadhu', setinggi apapun ilmunya.

Rasulullah SAW telah memberi teladan yang luar biasa dalam hal ini. Beliau adalah manusia yang paling mulia. Tapi, Rasulullah SAW adalah tipe pemimpin yang merakyat. Ia tak segan bergumul dengan orang-orang miskin.

Dalam satu riwayat beliau sampai-sampai pernah makan di atas tanah tanpa alas bersama sahabat. Seorang ulama' salaf pernah melatih diri dengan makan dan ngobrol bersama para penjual di emperan pasar. Padahal ia sangat terpandang di mata umat. Hal ini dilakukannya semata-mata demi menyingkirkan sifat kibr yang hinggap di hatinya.Melatih hidup sederhana inilah yang kadang sulit dilakukan pemimpin.

Membiasakan diri dengan sesuatu yang dipandang rendah ini akan melunturkan sifat sombong dan bangga diri dalam hatinya.

Semuanya tergantung pada kesedian diri, adakah kerelaan dari para pemimpin, dan juru dakwah untuk bersahaja, terbuka menerima kebenaran, merakyat, dan dekat dengan umat. Sebaliknya orang yang menutup diri, tidak jujur dan egois biasanya mudah diombang-ambingkan oleh kesesatan, dan mudah tergoda oleh harta, jabatan dan prestasi.


Dan mudah-mudahan tulisan di atas bisa sebagi penyejuk hati kita semua para UPK, FK-FT dan punggawa PNPM MPd/GSC yang ada di Jawa Timur khususnya dan siapapun yang sudi untuk membaca artikel ini. Amin,,, ya robbal Al amin..

Senin, 23 Mei 2011

GARA-GARA SURAT PERINTAH TUGAS (SPT) YANG BELUM ADA KEPASTIAN ,,KINI JALANMU JADI TERTATIH-TATIH PROGRAM,,,,,


 Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)-Generasi Sehat dan cerdas, Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perdesaan paska Krisis, kalo boleh di ibaratkan manusia, boleh di bilang kini kondisi kesehatanya mengalami  penurunan kalau boleh tidak dikatakan sakit. Bagaimana tidak, gara-gara pendamping program (FasilitatorKecamatan/FK dan FT) dalam satu bulan ini (Mei) masih belum mempunyai bollpoint yang berisi tinta buat tanda tangan pencairan dana BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) dari dana yang sudah ada di Bank Pemerintah , yang akan di salurkan kepada Masyarakat / Desa yang mendapatkan bantuan,,,, sungguh kasihan nasib yang namanya masyarakat/rakyat ,,,, dari dulu kok harus begini nasibmu...
Sarana/Prasarana yang sudah di gadang-gadang untuk bisa segera dilaksanakan pembangunanya oleh masyarakat desa, juga belum ada kepastian. Kalau untuk sarana/prasarana mungkin bisa di tunda. Tapi bagaimana dengan nasib  para bayi dan balita yang berasal dari keluarga yang tidak mampu dan mengalami berat badan "maaf" tidak sesuai dengan pertumbuhan usianya yang selama ini sudah mulai normal tingkat pertumbuhannya ???? Gara-gara ditundanya  bantuan dari PNPM Generasi, kini bayi dan balita tersebut berat badannya kembali turun lagi ,saat di timbang di posyandu/polindes. Hal ini disebabkan lagi-lagi pendamping program (FK/FT) tidak
mempunyai ballpoint yang berisi tinta  (SPT) buat tanda tangan slip penarikan dana di Bank pemerintah.Terus pertanyaan kita sebagai orang awam dapatkah pertumbuhan bayi/balita yang mengalami gangguan  pertumbuhan  tersebut ,sambil menunggu bantuan PNPM Generasi agar bayi dan balita  bisa naik lagi Berat badannya (BB) dengan harus di beri makanan (PMT) umbi-umbian  yang banyak ditanam di ladang/perkebunan????? Pasti kita sepakat menjawab dengan sebuah jawaban seperti kata si Sule di acara sebuah stasiun TV Swasta "oh... TIDAK BISA''
Andai dulu tidak ada bantuan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi bayi/balita yang mengalami  gizi buruk, BGM-bawah garis merah dan BGT-bawah garis tetap mungkin  orang tua bayi/balita  sudah menganggap hal tersebut bukan masalah.Namun karena bantuan dipending sementara, akhirnya banyak orang tua bayi/balita yang telah mendapatkan bantuan PMT dari dari PNPM Generasi hanya bisa mengatakan, seperti lagu koes plus yang di plesetkan...


 Begini nasib menjadi rakyat,je..lata,,
 oh hanya bisa, meratapi nasib  sa...ja,,
 hati harus tetap sabar meski pun anak  tak dapat jatah ....PMT..


 Dan mudah-mudahan ini hanyalah sementara,,,
 Aku yakin suatu hari FK-FT punya ballpoint yang berisi tinta,,o o o
Sehingga anak bayi/balita kembali mendapat jatah,,,
Yang namanya gizi bayi/balita dengan cuma-cuma...


Terus kondisi seperti ini, siapakah yang patut di persalahkan,,,, hayo ,,,jawabnya bertanyalah pada bintang-bintang yang bertebaran dilangit, atau desiran angin yang berhembus di dedaunan atau kata penyanyi Ebiet G Ade bertanyalah pada rumput yang bergoyang,,,

Kamis, 19 Mei 2011

Alokasi - Realisasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Era Program Pengembangan Kecamatan hingga Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dan Mandiri Perdesaan (M.Pd)

1. Tahun 2003 Jumlah BLM = Rp.750.000.000,- Program (PPK)
2. Tahun 2004 Jumlah BLM = Rp.750.000.000,- Program (PPK)
3. Tahun 2005 Jumlah BLM = Rp.750.000.000,- Program (PPK)
4. Tahun 2006 Jumlah BLM = Rp.1.000.000.000 Program (PPK)
5. Tahun 2007 Jumlah BLM = Rp.1.000.000.000 PNPM G S C
6. Tahun 2008 Jumlah BLM = Rp.1.500.000.000 PNPM G S C 
7. a.Tahun 2009 Jumlah BLM = Rp.3.000.000 000 PNPM G S C 
    b.Tahun 2009 Jumlah BLM = Rp.1.000.000.000 PNPM M.Pd -Open Menu

8.a. Tahun 2010 Jumlah BLM = Rp.2.000.000.000 PNPM M.Pd -Optimalisasi 
   b. Tahun 2010 Jumlah BLM = Rp.1.200.000.000 PNPM G S C 

9. a.Tahun 2011 Jumlah BLM = Rp.   600.000.000 PNPM M.Pd
    b.Tahun 2011 Jumlah BLM = Rp.   800.000.000 PNPM G S C
    c.Tahun 2011 Jumlah BLM = Rp.   119.048.000 PNPM M.Pd-Paska Krisis.

Keterangan : Untuk Alokasi PNPM MP.d-Paska krisis merupakan alokasi tahun anggaran 2010, dan hanya dapat untuk membiayai 1 Desa saja yang diambilkan dari rangking yang tidak terdanai dalam Musyawarah Antar Desa Prioritas/MAD 2 yakni Desa Joho.

Selasa, 17 Mei 2011

UPK"SENGUNGLUNG" PULE TRENGGALEK


Personil UPK"SENGUNGLUNG''KECAMATAN PULE KAB.TRENGGALEK
Dari Kanan Ning Pudji Astuti, Cak Sucipto, Cak Mukani, Ning Tutut Riana

FK dan UPK Kompak, dari kiri Ning Puji Astuti (Bendahara UPK), Cak Abdul Mukani (Ketua UPK), Cak M.Hermansyah,ST (FKP PNPM MPd), Cak Sucipto (UPK PNPM GSC), Cak Ach.Samsul Arifin,S.Pd (FKT), Cak M.Tatang Sugeng Wibowo,SE (FKP PNPM GSC) dan Ning Tutut Riana (Sekretaris UPK)





SEKAPUR SIRIH  UPK''SENGUNGLUNG'' PULE  DAN PERJALANAN PROGRAM PPK HINGGA PNPM  DI KECAMATAN PULE KABUPATEN TRENGGALEK


                 Sebagaimana UPK PNPM yang ada di Jawa Timur ini, untuk UPK PNPM "Sengunglung" Kecamatan Pule kab.Trenggalek telah mengalami pasang surut didalam menjalankan perputaran roda modal yang berasal dari program.Pada awal berdirinya UPK "Sengunglung" Kecamatan pule tidaklah begitu besar akan dana yang dikelola untuk digulirkan kepada pemanfaat, dimana untuk modal awal saat UPK ini mulai dilaunching pada tanggal 15 April 2003 modal awal yang dimiliki hanya kisaran  tidak lebih dari Rp.300 Juta. Dimana saat adanya UPK ini program pemberdayaan waktu itu bernama Program Pengembangan Kecamatan (PPK). dimana saat itu yang menjadi pendamping program/Fasilitator Kecamatan yakni Drs.Sutini (FK-P) yang berasal dari Kecamatan Karangan Kab. Trenggalek dan Drs.Slamet Suharto yang berasal dari Kecamatan Karangploso Kab.Malang. Dan Susunan kepengurusan saat itu adalah Mukani (Ketua), Atik Suryanti,S.Pd (Bendahara)dan Sujito (Sekretaris). Namun pada tahun 2008 diera pendampingnya Taufiq Dwi Kusuma,SH(FK-P) yang berasal dari Kec.Pare kab.Kediri dan Ach.Samsul Arifin,S.Pd (FK-T) yang berasal dari Kec.Singosari Kab.Malang,untuk bendahara dan sekretaris mengundurkan diri .Dimana Bendahara diterima sebagai CPNS dan untuk sekretaris harus mengikuti suaminya ke Irian Jaya(Papua). Dan saat dilakukan perekrutan guna mengganti posisi yang kosong ini telah terpilih Ning  Pudji Astuti sebagai Bendahara dan Ning Tutut Riana sebagai sekretaris setelah harus berkompetisi dengan mengalahkan 9 calon yang lainnya. Dan saat ini modal yang telah dimiliki UPK"Sengunglung" Kec.Pule telah mencapai Rp. 1,6 Milyard. Dengan bertambahnya dana yang harus di gulirkan, menjadikan kesibukan tersendiri bagi anggota UPK, akhirnya pada tahun 2010 personil UPK di tambah satu orang lagi yang khusus menangani PNPM Generasi sehat dan Cerdas. Dan perlu diketahui bahwa program  yang harus dikelola oleh UPK ada tiga macam program sekaligus yakni PNPM Generasi Sehat dan Cerdas, PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri Perdesaan Pola Khusus Paska Krisis. Dan saat ini pun di Kecamatan Pule ada 3 orang FK sekaligus yang masing-masing 1 Orang FK-P PNPM Mandiri Perdesaan yakni M.Hermansyah,ST yang berasal dari Kecamatan Pandaan Kab.Pasuruan dan FK-P PNPM Generasi Sehat dan Cerdas -  M.Tatang Sugeng Wibowo,SE yang berasal dari Kab.Lumajang. Dimana 2 FK-P ini mulai bertugas diKec.Pule mulai Nopember 2009. 



Berikut ini Susunan Pelaku PNPM Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek :

Camat  Pule              :  Ari Hartono, AP
PjOK                          :  Sunaryo,SE
FK-Teknik                  : Achmad Samsul Arifin, S.Pd
FK-P PNPM MP       : M. Hermansyah, ST
FK-P PNPM GSC    : M. Tatang Sugeng Wibowo,SE  

Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
Ketua                         :  Rebo, S.Pd, M.Pd
Bendahara                :  Dwi Purwaningsih,S.Pd
Sekretaris                 :  Lojianto,S.Pd

Badan Pemeriksa Unit Pengelola Kegiatan (BPUPK)
Ketua                        : Mayor Polisi (Purn) Pitodjo Budi S
Anggota                   : Teguh Hariyadi,S.Pd
Anggota                   :  H.Agus Trihanta, SH

Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Ketua                         : Mukani
Sekretaris                 : Tutut Riana
Bendahara                : Pudji Astuti
UPK PNPM GSC     : Sucipto      

Kelompok Kerja (POKJA)
1. Dwi Widodo (Pokja Pendidikan)
2. Welly D          (Pokja kesehatan)

Tim Verifikasi SPP dan UEP
1.Slamet Sugeng Rahayu
2.Muhammad Marsidi Widjayanto

Fasilitator Kecamatan Pemberdayaan dan Teknik (FK-P dan FK-T) yang pernah bertugas diKecamatan Pule antara lain :

1. Drs. Sutini (FKP) dan Drs. Slamet Suharto (FK-T)  periode 2003 s/d 2004.
2. Drs. Sutini (FKP) dan  Budi Hartono, A.Md  (FK-T) periode 2005 s/d 2006
3. Drs  Sutini (FKP) dan Ir. Annuriyanto  (FK-T) 2006 
4. Taufiq Dwi Kusuma,SH (FKP) dan Achmad Samsul Arifin,S.Pd (FK-T) periode 2007-Juni
     2009
5. M.Hermansyah,ST (FK-P PNPM MPd) , M.Tatang Sugeng Wibowo,SE (FKP PNPM
    Generasi Sehat dan Cerdas) dan Achmad Samsul Arifin, S.Pd (FK-T PNPM Generasi dan
    PNPM Mandiri Perdesaan) periode 2009 s/d sekarang.

* Keterangan : Untuk poin 1 s/d 3 jaman program PPK(Program Pengembangan Kecamatan)
                        Pada bulan Juni 2009 s/d Nofember 2009 yang bertugas hanya FK-T saja.  Dan pada tanggal 09 Nofember 2009    
                        kecamatan Pule ditambah 2 FKP sekaligus.yakni FKP Mandiri Perdesaan dan FKP PNPM Generasi.










Sabtu, 14 Mei 2011

DOKUMENTASI KEGIATAN UPK DAN FK




PJOK (Bpk Sunaryo,SE), FK,FT dan UPK FOTO BARENG


Trio Pendamping PNPM MPd dan GSC Kecamatan Pule . Ach.Samsul Arifin,S.Pd/FK-T (baju kuning)
M.Hermansyah,ST/FKP MPd (Baju Batik), M.Tatang Sugeng Wibowo,SE/FKP-GSC (Celana Jeans)

UPK( pakai Uniform), FK-T(pakai helm) dan FK-GSC(pakai sarung tangan putih)
,Tim Verifikasi berpose bersama dengan kepala desa Puyung
(pakai jaket hitam tidak bawa tas)setelah acara verifikasi usulan PNPM MP 2011.



UPK,FKP-GSC dan FKT bersama Tim Verfikasi dalam kunjungan lapangan
di Desa sidomulyo yang berjarak 27 Km dari kantor Kec.Pule..


 

Bendahara UPK bersama FK-T dalam pendampingan pemberian bantuan kambing kepada keluarga RTM di Desa Kembangan.

FK-T bersama UPK dan camat pule dalam mendampingi kunjungan
Koordinator Propinsi -PNPM Mandiri Perdesaan ke Dusun Tirisan Desa Pule

Tim Pendanaan SPP-UEP bersama FK,FT lagi musyawarah bahas hasil verifikasi
usulan dari kelompok SPP-UEP untuk perguliran (dilakukan secara periodik/tiap bulan)

UPK GSC (jacket hitam) dan FK-T (jacket training) dalam pendampingan
pemberian bantuan untuk siswa SD dan SMP di Desa Kembangan.